Apa sajakah macam-macam penutup atap yang
kerap diaplikasikan pada bangunan? Sebagai pelindung dari cuaca yang ekstrim,
keberadaan atap pada suatu bangunan sangatlah penting. Dalam pemilihan bahan
penutup atap yang paling tepat, Anda perlu memperhatikan kelebihan dan
kekurangannya. Pertimbangkan pula bentuk desain dan model atap yang ingin dibangun.
Tak kalah penting, anggaran yang tersedia juga wajib disesuaikan untuk
mencukupi pengadaan material penutup atap tersebut.
Berikut adalah macam macam jenis atap :
1. Genteng
Tanah Liat
Genteng tanah liat adalah atap yang
terbuat dari tanah liat yang dipres kemudian dibakar dengan api bersuhu tinggi.
Mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan atap ini untuk menutupi rumahnya
karena mudah didapatkan, harganya terjangkau, tahan lama, instalasinya gampang,
dan indah. Pemasangan genteng dilakukan pada miring menggunakan metode saling
mengunci.
2. Genteng
Keramik
Bahan pembentuk genteng keramik adalah tanah liat khusus yang
dipanaskan dengan suhu sangat tinggi. Selanjutnya, keramik tersebut diberikan
finishing berupa glazur untuk memproteksi sekaligus mempercantiknya. Pilihan
warna atap keramik yang banyak memungkinkan kita bebas menyesuaikannya dengan
desain yang ingin diciptakan. Bahkan atap ini diklaim mampu bertahan selama
30-50 tahun.
3.
Genteng
Beton
Genteng beton memiliki bentuk yang mirip seperti genteng tanah
liat dan genteng keramik. Hanya saja bahan dasar yang dipakai berupa campuran
semen, pasir, dan air. Kemudian di permukaannya dioleskan zat pewarna untuk memperindah
tampilannya. Dengan perawatan yang benar, atap beton ini sanggup bertahan
seumur hidup.
4. Genteng
Metal
Genteng Metal ialah atap yang terbuat dari logam besi. Bentuknya
berupa lembaran dan dipasang pada rangka atap menggunakan sekrup. Ada juga atap
metal yang berbentuk kepingan menyerupai genteng tanah liat. Kelebihan atap metal yakni kokoh dan tidak mudah rusak.
5. Sirap
Sirap merupakan atap yang terbuat dari potongan kayu tipis yang
telah diawetkan. Umumnya, bahan yang digunakan berasal dari kayu ulin yang
memang terkenal memiliki tingkat ketahanan yang tinggi. Rata-rata atap sirap
sanggup bertahan tanpa mengalami kerusakan serius selama 25 tahun. Namun hal
ini juga tergantung pada bentuk perawatan yang diberikan, kondisi lingkungan,
model instalasi atap, dan kualitas bahan baku
6.
Rumbia
Penutup atap yang terbuat dari dedaunan dikenal sebagai atap
rumbia. Daun yang digunakan biasanya berasal dari tanaman jenis palem-paleman seperti
kelapa, kelapa sawit, palem, aren, sagu, enau, pinang, salak, kurma, lontar,
dan gebang. Atap rumbia merupakan pilihan atap terbaik untuk menciptakan desain
rumah bergaya etnik. Sayangnya atap ini kurang layak diterapkan pada rumah
tinggal sebab pemeliharaannya sulit, mudah rusak, dan rawan bocor.
7.
Ijuk
Alternatif lain untuk atap rumah berdesain tradisional yaitu
ijuk. Ijuk terbuat dari serat pelepah pohon aren yang diolah sedemikian rupa.
Atap ijuk mampu menghadirkan suasana hunian yang asri dan sejuk. Tetapi
pemasangan atap ini cukup rumit dan rentan mengalami kebocoran. Jadi beberapa
orang lebih memilih memanfaatkan ijuk sebatas penghias atap saja.
8.
Bitumen
/ Aspal
Bitumen atau biasa disebut atap aspal. bahan penyusun
atap ini terdiri atas aspal, resin, serat organik, dan bubuk kertas. Bentuk
atap aspal berupa lembaran yang mempunyai ketebalan sekitar 0,5-1 cm.
Pemasangan atap ini bisa dilakukan dengan mengelem atau menyekrupnya.
9.
Seng
Seng dikenal sebagai material penutup atap yang cukup bisa
diandalkan. Kelebihannya atap ini mudah dipasang, bobotnya ringan, dan harganya
terjangkau. Atap seng juga tidak membutuhkan konstruksi rangka yang rumit. Cuma
kekurangannya, atap ini mudah sekali meneruskan panas dan terdengar berisik
saat hujan turun.
Jika anda membutuhkan genteng beton berkualitas UD. Pelita Mas solusinya.
Untuk pemesanan silahkan hubungi :
Ibu Nadiya
082186148884 (Simpati)
Jalan Kedawung No.99 Ngijo Karangploso Malang